← Prapa Publikuar më

Be a Queen, "Woman Support Woman"

Kita seringkali menemukan kata “Woman fix each other’s crown” or “Woman support woman” atau bahkan kita sendiri tanpa sadar berlagak seperti sangat paham makna kalimat ini dengan post on social media atau share di story instagram.

Ada suatu kejadian di 2020 tentang seorang influencer yang katanya terkenal dengan “Woman support woman”-nya, memiliki positive vibes di instagramnya dan sangat disayangkan ketika dia mengeluh tentang seorang wanita yang ia temui di tempat gym, dan ia merasa risih dengan pakaian gym yang wanita itu kenakan. 

Risih karena pants nya terlalu pendek dan bagian (mohon maaf) paha nya itu gelap / tidak mulus. Sebagai seorang influencer dengan followers yang cukup banyak menurutku post on social media mengenai hal itu adalah hal yang sangat tidak bijak. Begini loh, siapa sih yang tidak mau mempunya kulit seperti yang di idam-idamkan wanita lain? Ada banyak followersnya yang masih berjuang memperbaiki diri, mempercantik diri dan dia memposting story tentang fisik wanita lain yang menjurus menghina. “Woman support woman”-nya itu dimana letaknya? 

Jadi, sebelum kamu berlagak sangat paham mengenai “woman support woman”, lebih baik bedah pribadi kamu.

Apa pribadi kamu menunjukan “Woman support woman” ?

Ada beberapa pertanyaan yang harus kamu tanyakan ke diri kamu :

1. Apakah kamu merasa tersaingi kalau ada yang lebih cantik/sukses dari kamu?

2. Kalau teman kamu semakin dekat dengan goalsnya entah karir yang membaik, bagaimana perasaan kamu?

3. Pernahkah kamu merasa lebih baik dibanding teman kamu?

4. Pernahkah kamu merasa apa yang dicapai teman kamu, itu seharusnya untuk kamu?

5. Seberapa sering kamu memuji orang?

Hanya kamu yang tahu jawabannya.

Shakira sangat cantik, Priyanka Chopra juga sangat cantik. Kita tidak bisa membandingkan kecantikan keduanya. Setiap bunga ditaman mempunyai hal specialnya sendiri, mempunyai warnanya sendiri. Karakter dan kecantikan yang aku punya berbeda dengan yang kamu punya. Kamu tidak perlu merasa tersaingi.

Factor terbesar seseorang bisa merasa tersaingi adalah, dia insecure dengan dirinya.

Bahkan dia tidak percaya diri dengan apa yang dia miliki, tidak percaya diri dengan apa yang ada didalam dirinya. Perasaan “terancam” dengan orang lain yang “dalam pikirannya” orang ini berpotensi lebih baik dan akan meredupkan “cahaya” yang ia punya. Logikanya, kalau ia cukup percaya diri dengan dirinya ia tidak akan takut cahayanya meredup, karena ia percaya cahaya yang ia punya, punya keunikan yang berbeda dengan cahaya yang dimiliki orang lain

KALAHKAN GENGSI.

Jangan gengsi untuk memuji, jangan gengsi untuk bertanya. Ada seorang wanita cantik ditempat gym, dia punya abs, nice arms, nice booty, badannya uda goals seperti yang aku impikan. Sapa aja, “kakak badannya goals banget. Itu berapa lama kak membentuknya? Kakak protein apa? Oh semoga aku next bisa kaya begitu yah kak”. Aku bertanya, Karena aku mengakui dan aku mengapresiasi apa yang telah ia capai. Aku tahu membentuk badan sampai goals itu susah, butuh disiplin tinggi dan butuh suplemen mahal. Aku tidak gengsi untuk memuji dan mengapresiasi, toh dari aku bertanya ke dia aku bisa belajar supaya suatu saat aku bisa mencapai body goalsku seperti dia. Belajar untuk memuji dan mengapresiasi. Dia cantik, pasti dia rajin lulur, rajin skincare. Dia sukses, pasti selama ini dia berjuang, dia belajar. Bagaimana ya cara aku menjadi aku yang cantik dan aku yang sukses? Kamu sharing, jawabannya kamu tanya ke orang itu.

Setiap perkataan yang kamu ucapkan ke orang lain, ucapkanlah dengan positif. Kamu tidak pernah tahu mungkin dia menjalani hari yang buruk dan 1 kalimat positif dari kamu bisa memperbaiki moodnya. “Sehat-sehat terus yah pak” ke supir taxi yang baru kamu tumpangi, “rambut kamu cantik banget” “kulit kamu bagus ya exotic” “eh lo cocok deh pake dress kaya gini keliatan anggun cantik” “Oh lo baru dapet kerjaan? Wah sukses ya! Semoga lancar. Jangan lupa bantu gue kalau ada lowongan” hal sesimple itu. Apresiasi pencapaian teman kamu, sekecil atau sebesar apapun yang ia raih. Dan kalahkan gengsi untuk memuji teman kamu, ataupun orang lain yang kamu tidak kenal.

Wanita yang merasa bahagia diatas kesulitan wanita lain tidak cocok dianggap sebagai queen. Fix her crown, kalau kamu adalah queen.

Milikilah mental tidak menjatuhkan.

Milikilah rasa bersyukur.

Memang mengkritik adalah hal yang paling mudah “badannya tidak cocok pakai bikini” “bajunya terlalu norak, pasti selera dia rendah” “dia lagi galau terus, lagi sedih terus pasti karena sifatnya sendiri”. Dibanding kita menghabiskan waktu untuk mengkritik, kenapa kita tidak memberikan tangan kanan kita ke orang lain membantunya untuk sama-sama bangkit, membantu agar dia lebih cantik, membantu agar dia lebih sukses, membantu solusi untuk masalah dia supaya dia tidak salah arah. 

Aku percaya, wanita yang membantu orang lain adalah wanita yang percaya diri. Percaya diri kalau dirinya ini kuat, jadi dia mampu membantu orang lain. Percaya kalau dirinya ini cantik, jadi dia mampu membantu orang lain untuk merasa dirinya juga cantik.

Cukup membantu dengan kata “ Kemaren gue beli hair care C bagus banget, coba lo pake. Rambut gue kmaren juga kering soalnya “, “ Katanya lo mau body like shakira, udah ga usah jajan ikut gue aja kita gym “, “Lo mau bisnis bakery? Perlu gue bantu ga cari supplier bahan makanan yang murah? Ada kenalan nih gue” “Lo sedih kenapa, lo bisa cerita sama gue”.

Semudah itu kan untuk jadi orang yang baik?

Dengan kamu membantu orang lain untuk menjadi lebih baik, itu sama sekali tidak akan membuat diri kamu berada dibawah. Toh karakter dan keunikan kamu berbeda. Rejeki yang Tuhan atur untuk kamu pun berbeda dengan wanita lain. Rejeki kamu adalah kamu pintar bisnis, rejeki teman kamu adalah dia pintar bergaul, lingkungannya luas. Kenapa ga saling membantu ? selalu ingat, kamu punya hal yang tidak bisa dicari diwanita lain, begitu pun sebaliknya.

Jadilah wanita yang tidak pernah takut memberikan tangan kanannya untuk membantu wanita lain berdiri.